Untuk menemukan sebuah pulau yang memiliki pesona alam indah dan air yang jernih, tidak perlu jauh-jauh beralih dari ibukota Jakarta. Cobalah pergi ke Kepulauan Seribu karena di sana ada pulau Tidung yang memang dianggap sebagai alternatif liburan oleh masyarakat ibukota. Untuk menuju ke sana, anda hanya perlu melakukan perjalanan dengan speedboat atau kapal feri dari Muara Angke dengan durasi 2-3 jam.
Meskipun popularitas wisata pulau Tidung sangat tinggi, ternyata tidak banyak yang tahu asal-usul kenapa pulau seluas total 109 hektar ini mendapatkan nama demikian. Usut punya usut, konon katanya pulau ini sempat identik sebagai tempat pengasingan orang-orang yang pernah membangkang pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Raja Pandita Jadi Cikal Bakal Nama Pulau Tidung
Kalau bicara mengenai nama seorang tokoh yang sangat identik dengan pulau Tidung, maka tak bisa lepas dari sosok Raja Pandita. Sang Raja diasingkan oleh Belanda dari tanah kelahirannya di Kalimantan Timur. Diketahui pula jika Pandita adalah keturunan dari Raja Kalimantan yang bersuku Tidung. Selama diasingkan, dia memilih menggunakan nama Kaca yang merupakan namanya saat masih kecil, alih-alih dikenal sebagai Pandita.
Selama diasingkan, tak ada yang tahu kalau Kaca adalah seorang bangsawan. Dikenal sebagai sosok raja yang kharismatik dan berwibawa, Kaca pun membaur dengan masyarakat pulau itu dan meninggalkan gelarnya sebagai seorang raja. Karena itu masyarakat setempat di pulau Tidung sama sekali tidak mengetahui identitas asli Kaca dan menganggapnya sebagai masyarakat biasa hingga akhirnya hayatnya.
Hingga akhirnya suatu hari, sekelompok orang dari suku Tidung di Kalimantan datang ke pulau tempat Kaca diasingkan. Keluarga suku Tidung itupun diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat asli di pulau yang memang sudah lama mengenal kaca. Dalam pertemuan singkat itu, terungkap jika Kaca adalah Raja Pandita yang begitu dihormati dan kemudian diasingkan oleh Belanda. Akhirnya semua orang pun menjuluki pulau Tidung sejak saat itu sebagai tanda penghormatan untuk Raja Pandita. Sungguh cerita yang sangat menarik, kan?